- Ketua FKP LPP RRI Achmad Nyerupa: RRI Fest 2025 Dorong Tumbuh Kembang UKM
- Bupati Lampung Barat Expose Rencana Penataan Infrastruktur
- Wakil Walikota Metro buka Pelatihan Digital Marketing
- Wabup Azwar Hadi Pimpin Pelaksanaan Aksi 5 Tim
- Langkah Gubernur Hapus Uang Komite , Dorong Deflasi di Provinsi Lampung
- Pemprov Lampung Apresiasi RRI Fest 2025, Dorong UMKM dan Transformasi Digital
- Temui Ketua MPR RI, Gubernur Mirza Sampaikan Aspirasi Mahasiswa Lampung
- Yayasan Addarsa Baitul Quraan Salurkan Donasi Para Dermawan
- Bupati Tubaba Pimpin Apel Besar Peringatan Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025
- Dapur Rumah Warga di Jalan Purnawirawan Dilalap Si Jago Merah
Tekan Inflasi Pemkot Metro Ikuti Rakor Bersama Kemendagri

METRO, MFH,-- Pemerintah Kota Metro kembali mengikuti Rapat Koordinasi
(Rakor) Pengendalian Inflasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri) RI secara virtual. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Pemkot
Metro dan dihadiri oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) setempat, Selasa
(2/9/2025).
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito
Karnavian dalam arahannya menegaskan komitmen pemerintah untuk terus
menggencarkan program-program pro rakyat di tengah dinamika harga kebutuhan
pokok. Salah satu upaya yang kini digalakkan adalah Gerakan Pasar Murah, yang
baru-baru ini dilaksanakan serentak di seluruh kecamatan pada Minggu
(31/8/2025).
“Menggencarkan program-program yang pro
rakyat, seperti Gerakan Pasar Murah yang sekarang lagi aktif. Kemarin hari
Minggu pagi kami bersama dengan Mentan, KaBulog, dan Kepala Badan Pangan
melakukan gerakan pasar murah di seluruh kecamatan,” ujar Tito.
Baca Lainnya :
- Pemkot Metro Gelar Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan 20250
- Perkuat layanan PAUD, Pokja Bunda PAUD Kota Metro 2025–2029 dikukuhkan0
- Turun ke jalan, Wali Kota dan Forkopimda Kompak Bagikan Bendera Merah Putih0
- DKP3 Metro Resmikan RPH Berstandar Ekspor0
- Serius Tangani Banjir, H. Bambang rakor bersama Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah0
Menurut Tito, pemerintah melalui Perum
Bulog telah menyalurkan lebih dari 43 ribu ton beras kepada masyarakat. Program
tersebut diperkirakan menjangkau hingga 34 juta orang dengan fokus pada
stabilisasi harga beras dan komoditas pangan strategis lainnya. Meski menjadi
agenda rutin, pelaksanaan kali ini diperluas agar dampaknya lebih terasa.
Selain membahas pengendalian inflasi, Tito
juga mengingatkan seluruh kepala daerah agar lebih berhati-hati dalam menggelar
acara seremonial. Ia menekankan bahwa kegiatan berlebihan dengan pesta atau
hiburan musik dapat menimbulkan reaksi negatif di tengah situasi sosial yang
sensitif.
“Di tengah situasi seperti ini,baik kegiatan seremonial,acara
kedinasan ataupun lainnya sebaiknya dilakukan dengan sederhana,bisa dengan
tumpengan atau memberikan santunan kepada anak yatim,” tegasnya.
Tito juga menyoroti fenomena potongan video
acara seremonial yang kerap tersebar di media sosial, khususnya TikTok, dan
dapat dipelintir menjadi isu sensitif. Menurutnya, sikap sederhana dari pejabat
akan lebih menunjukkan empati terhadap kondisi masyarakat sekaligus menjaga
kepercayaan publik.
Rakor tersebut juga menghadirkan Menteri
Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. Ia memaparkan situasi pangan
nasional dan menegaskan bahwa Indonesia kini berada dalam posisi surplus
produksi pangan. Produksi nasional mencapai sekitar 33 juta ton gabah per
tahun, sedangkan kebutuhan domestik hanya 30 juta ton.
“Pada tahun ini kita surplus lebih dari 3 juta ton. Tahun lalu
kita impor banyak, tetapi tahun ini tidak ada. Upaya Bulog dalam pengadaan juga
demi menjaga ketersediaan dan stabilitas harga untuk masyarakat,” jelas
Zulkifli Hasan.
Menko Pangan menambahkan bahwa percepatan
pembangunan kawasan swasembada pangan perlu dilakukan melalui pemberdayaan
masyarakat, termasuk lewat koperasi desa, agar pilar ketahanan pangan semakin
kuat.
Sementara itu, Kepala BPS RI, Amilia
Adininggar Widyasanti, memaparkan perkembangan inflasi nasional per Agustus
2025. Ia menyebutkan bahwa 27 provinsi mengalami deflasi, sedangkan 11 provinsi
mengalami inflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Sumatera Utara sebesar 1,77
persen, sedangkan deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara sebesar -1,90 persen.
Mengacu pada Indeks Perkembangan Harga
(IPH) minggu keempat Agustus 2025, terdapat 12 provinsi mengalami kenaikan IPH,
25 provinsi mengalami penurunan, dan satu provinsi relatif stabil. Kenaikan
harga dipicu oleh tiga komoditas utama yakni cabai merah, bawang merah, dan
beras.
Rakor
ini merupakan agenda rutin untuk memantau sekaligus mengevaluasi tingkat
inflasi di daerah. Pemerintah berharap pengendalian inflasi yang tepat dapat
menjaga daya beli masyarakat serta mendukung stabilitas ekonomi nasional.
[MFH/Diskominfotik]
