- Ketua FKP LPP RRI Achmad Nyerupa: RRI Fest 2025 Dorong Tumbuh Kembang UKM
- Bupati Lampung Barat Expose Rencana Penataan Infrastruktur
- Wakil Walikota Metro buka Pelatihan Digital Marketing
- Wabup Azwar Hadi Pimpin Pelaksanaan Aksi 5 Tim
- Langkah Gubernur Hapus Uang Komite , Dorong Deflasi di Provinsi Lampung
- Pemprov Lampung Apresiasi RRI Fest 2025, Dorong UMKM dan Transformasi Digital
- Temui Ketua MPR RI, Gubernur Mirza Sampaikan Aspirasi Mahasiswa Lampung
- Yayasan Addarsa Baitul Quraan Salurkan Donasi Para Dermawan
- Bupati Tubaba Pimpin Apel Besar Peringatan Hari Pramuka ke-64 Tahun 2025
- Dapur Rumah Warga di Jalan Purnawirawan Dilalap Si Jago Merah
Pemprov Lampung Luncurkan Program Bank Sampah Sekolah SMA/SMK Kota Bandar Lampung

BANDAR LAMPUNG, MFH,-- Pemerintah
Provinsi Lampung meluncurkan Program Bank Sampah Sekolah SMA/SMK Kota Bandar
Lampung, di GSG SMA Negeri 2 Bandar Lampung, Kamis (21/8/2025).
Acara peluncuran dilakukan Wakil Gubernur Lampung
Jihan Nurlela dan turut dihadiri Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy,
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung Thomas Americo,
Perwakilan Pimpinan Perbankan, Ketua Yayasan Rumah Kita, Ketua Forum CSR
Provinsi Lampung, Kepala SMA/SMK Negeri di Kota Bandar Lampung, serta ratusan
siswa-siswi SMA/SMK Negeri di Kota Bandar Lampung.
Kehadiran para pemangku kepentingan ini menunjukkan
dukungan penuh lintas sektor terhadap keberhasilan program bank sampah sekolah.
Baca Lainnya :
- Pemprov Lampung Dorong Literasi Digital Guru Lewat Program AI Goes to School0
- Bunda PAUD Provinsi Lampung Dorong Penguatan Profesionalisme Guru PAUD Melalui Deep Learning0
- Pengelolaan Sampah Lampung Berbenah, Dari Open Dumping Menuju Sanitary Landfill0
- Ngopi Center Lampung Gelar Kajian Bertema Momentum Hari Kemerdekaan0
- Aksi Viral Raihan Panjat Tiang Bendera, Gubernur Mirza Beri Hadiah Sepeda hingga Tabungan0
Dalam sambutannya, Wagub Jihan, menekankan bahwa
pengelolaan sampah harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan
sekadar program pemerintah. Ia memaparkan bahwa di Provinsi Lampung volume
sampah mencapai 720 ribu ton per tahun, sementara di Kota Bandar Lampung
sendiri menghasilkan sekitar 800 ton sampah per hari. Jika dihitung dari
seluruh sekolah SMA/SMK di Bandar Lampung, sampah yang dihasilkan per hari bisa
mencapai 31 ton.
“Bisa dibayangkan, kalau sampah di sekolah saja bisa selesai dikelola, betapa
banyak sampah yang tidak lagi menumpuk di TPA. Ini pekerjaan besar yang menjadi
kewajiban kita semua, bukan hanya pemerintah,” ujarnya.
Wagub Jihan juga mengingatkan bahwa persoalan sampah plastik memiliki dampak
panjang, mulai dari mencemari laut, merusak ekosistem, hingga menjadi
mikroplastik yang masuk ke rantai makanan manusia.
Sementara itu, Kepala OJK Provinsi Lampung Otto Fitriandy menekankan bahwa Bank
Sampah memiliki tiga manfaat besar, yaitu manfaat ekonomi, pembentukan
karakter, dan kesadaran lingkungan.
“Mengelola sampah memberikan manfaat ekonomi, melatih disiplin dan tanggung
jawab, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan melalui
konsep 3R: reduce, reuse, dan recycle,” ungkapnya.
Otto berharap nilai-nilai tersebut bisa tertanam kuat pada siswa, sehingga
ketika lulus dan terjun ke dunia usaha maupun masyarakat, mereka tetap membawa
kepedulian terhadap lingkungan.
Sebagai bentuk dukungan nyata, acara diisi dengan penyerahan simbolis kerja
sama dan tabungan simple dari perbankan kepada siswa, diantaranya PT BRI kepada
SMA Negeri 2 Bandar Lampung, PT BNI KC Tanjung Karang kepada SMKN 1 Bandar
Lampung, PT Bank Mandiri Area Lampung kepada SMA Negeri 9 Bandar Lampung, PT
BSI Area Lampung kepada SMA Negeri 1 Bandar Lampung, serta PT BPD Lampung
kepada SMK Negeri 4 Bandar Lampung.
Program bank sampah ini memungkinkan siswa menabung sampah yang sudah dipilah,
seperti kertas, plastik, logam, dan kaca. Sampah yang disetorkan akan
ditimbang, dicatat, lalu nilainya dikonversi menjadi saldo tabungan yang bisa
diuangkan atau diakses secara cashless melalui QRIS.
Dengan hadirnya program Bank Sampah Sekolah, Pemerintah Provinsi Lampung
berharap terbentuknya ekosistem pendidikan berbasis lingkungan hidup yang tidak
hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga memberi nilai tambah secara ekonomi
bagi siswa dan sekolah. [MFH/**]
