DPR RI Kunjungi Telaga Rizqi, Dorong Metro Jadi Pusat Ekonomi Kreatif Lampung

By Aswan 10 Okt 2025, 12:23:50 WIB Saburai
DPR RI Kunjungi Telaga Rizqi, Dorong Metro Jadi Pusat Ekonomi Kreatif Lampung

METRO, MFH,--Kunjungan DPR RI ke Telaga Rizqi di Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur, memperkuat posisi Kota Metro sebagai salah satu pusat ekonomi kreatif di Provinsi Lampung.

Sinergi antara pemerintah, DPR RI, dan pelaku usaha menjadi kunci utama keberhasilan Kota Metro untuk tidak hanya dikenal sebagai kota pendidikan, tetapi juga sebagai kota yang produktif, kreatif, dan mandiri dalam mengembangkan potensi lokal.

Dalam kunjungannya, Anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza SZP, MBA, menilai bahwa Telaga Rizqy merupakan contoh konkret bagaimana semangat wirausaha dan dukungan program kemitraan dapat melahirkan model ekonomi kreatif yang berhasil.

Baca Lainnya :

“Hari ini kita melihat langsung bagaimana proses pengelolaan peternakan kambing yang terintegrasi, mulai dari perkawinan, pengambilan susu, sampai dijadikan dari cair menjadi kering, jadi bumbuk, “kata Rycko.

Menurutnya, keberhasilan Telaga Rizqy tidak lepas dari peran pelaku usaha yang mampu memanfaatkan potensi lokal secara maksimal seperti produksi pakan ternak yang dibuat sendiri oleh Winarko Heri Setiono menjadi salah satu bentuk inovasi.

“Unsur ekonomi kreatifnya sangat kuat. Mereka bisa menghasilkan bahan baku pakan sendiri untuk kambing. Jadi saya kira ini kan perlu mendapatkan perhatian. Jadi ini menjadi catatan saya,” ujarnya.

Rycko juga mengapresiasi dukungan Bank Indonesia yang telah membantu penyediaan beberapa mesin pendukung dan hal ini harus terus diperkuat di Kota Metro agar keberlanjutan usaha dapat terjamin.

“Dengan melihat ini, saya akan mengusulkan ke Kementerian Perindustrian terkait apa yang dibutuhkan supaya proses produksi tidak berhenti di sini, tapi benar-benar bisa masuk dan bisa dipasarkan secara luas,” jelasnya.

Perluasan pasar, menurutnya saat ini menjadi langkah penting berikutnya, untuk mendukung produk lokal seperti susu kambing etawa yang memiliki potensi besar untuk masuk ke pasar nasional bahkan ekspor, jika difasilitasi dengan baik.

“Kita dorong supaya pelaku usaha ini aktif mengikuti pameran-pameran ekonomi kreatif sehingga bisa dipertemukan dengan para pembeli dan supplier sehingga bisa terbangun jejaring pemasaran dengan para pengguna khusus,” tambahnya.

Rycko juga berharap Susu Etawa yang merupakan produk lokal di Kota Metro bisa menjadi salah satu usaha yang terkenal di Provinsi Lampung sehingga dapat mendorong peningkatan ekonomi di masyarakat.

Lebih lanjut, Rycko susu etawa ini dapat berkolaborasi dengan program nasional seperti MBG (Makan Bergizi) untuk mendukung pemenuhan gizi masyarakat melalui produk lokal.

“Susu kambing ini sangat bergizi, dan cocok dijadikan alternatif untuk anak-anak. Ini bisa menjadi sinergi yang baik antara dunia usaha dan program pemerintah. Saya kira dari sisi gizinya tidak kalah dengan susu yang ada di hewan sapi,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Metro, Dr. M. Rafieq Adi Pradana, menegaskan bahwa pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memberikan dukungan bagi para pelaku ekonomi kreatif industri lokal seperti Telaga Rizqy menurutnya perlu terus dikembangkan.

“Kami dari pemerintah daerah terus mencoba memberikan mendukung baik dari segi anggaran maupun dari segi bantuan promosi bagaimana caranya produk-produk lokal seperti susu etawa ini bisa berkembang,” ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa pemerintah telah menjalin komunikasi dengan DPR RI dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk memperkuat dukungan terhadap pelaku industri kecil dan menengah di Kota Metro

Rafieq juga mengungkapkan bahwa salah satu kendala yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan alat untuk memproduksi susu cair, yang banyak diminati pasar modern.

“Selama ini kami baru bisa memasarkan susu bubuk, sementara retail besar mencari susu cair. Untuk itu, kami sudah mengajukan bantuan alat ke Kementerian Perindustrian,” jelasnya.

Meski proses bantuan tersebut sempat tertunda karena adanya efisiensi anggaran di tingkat kementerian, namun pemerintah daerah akan terus berupaya agar alat tersebut bisa terealisasi pada tahun 2026. [MFH/Diskominfotik Metro]




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment